Kisah pria Jepang yang rela makan sederhana selama 21 tahun demi tabungan pensiun Rp10 miliar adalah sebagai berikut: gunung388
Pada tahun 1997, seorang pria Jepang yang bernama Toshiharu Moriyo mulai bekerja sebagai teknisi di perusahaan peralatan berat. Pada waktu itu, ia memiliki 10 tahun pengalaman kerja dan keuangan yang cukup baik. Toshiharu memiliki keluarga kecil dengan dua anak yang masih kecil.
Namun, pada tahun 2000-an, Jepang mengalami krisis keuangan yang parah. Sektor industri otomotif dan peralatan berat yang banyak dihadiri oleh pria-pria seperti Toshiharu mengalami penurunan produksi yang signifikan. Maka dari itu, beberapa perusahaan mulai menurunkan gaji para karyawannya termasuk Toshiharu.
Toshiharu memutuskan untuk menjadi pekerja lepas pada tahun 2001 dengan gaji yang rendah. Hal ini berarti bahwa dia harus lebih berhemat dan harus menjaga keuangan keluarganya dengan lebih baik. Di samping itu, penghasilan yang rendah juga memotivasinya untuk menjadi tabungan pensiun dengan lebih agresif. Dia pun memutuskan untuk menjadi vegan dan mengadopsi gaya hidup sederhana lebih lanjut. Gaya hidup sederhana ini lebih murah karena konsumsi barang-barang yang lebih minim.
Setelah 7 tahun sebagai pekerja lepas, Toshiharu berhasil mengumpulkan tabungan pensiun sebesar 30 juta Yen atau setara dengan sekitar Rp 28 miliar. Namun, setelah melihat teman-temannya yang terkena kerugian dari krisis keuangan ini, dia pun merasa bahwa penyimpanan tabungan itu tidak cukup. Dan karena krisis juga memperburuk selera dia, dia jadi sangat penasaran dengan keanekaragaman vegani, dan mulai menggemari hidup vegan setelah itu juga.
Jadi, pada akhir tahun 2006, dia memutuskan untuk menjadi pekerja lepas lagi dengan uang hasil tabungan sedikit, agar bisa lebih sadar untuk menghemat uang. Dan dibandingkan dengan kehilangan pemasukan harian lebih dari 8 juta Yen per bulan di perusahaan atau 320 ribu rupiah per harinya sebagai pekerja lepas. Dia mengasumsikan bahwa keuangan masyarakat yang nantinya akan mengubah kehidupan dia.
Tentu saja hanya 50 juta rupiah sedangkan dia ingin berkumpul 10 Miliar Yen atau sekitar Rp10 miliar ini. Sementara jumlah tabungan yang ada bersama sedikitnya penghasilan yang diterima.
Toshiharu merasa bahwa jalur menjadi karyawan tetap tidak masuk akal karena bayaran yang sebenarnya yang sesuai diterima dari jenis pekerjaan diharapkan sebagian karyawan tidak. Jika dia membandingkan dengan penghasilan neto yang mendapatkan lebih dari 700 ribu rupiah per harinya sebagai teknisi otomatis membuat dia menjadi bankrupt dalam hitungan tahun kedua nanti. Tinggal dia untuk membuang yang benar-benar tidak mungkin.